1. Manusia itu pengikut kaum Quraisy dan khilafah ada pada kaum Quraisy
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Manusia itu dalam urusan ini menjadi pengikut kaum
Quraisy. Muslim mereka mengikuti muslim Quraisy, demikian pula kafir
mereka mengikuti orang yang kafir dari kaum Quraisy. (Shahih Muslim
No.3389)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Urusan senantiasa berada pada kaum Quraisy, selama
manusia terbagi dua (kafir dan muslim). (Shahih Muslim No.3392)
Hadis riwayat Jabir bin Samrah ra., ia berkata:
Aku
bersama ayahku menemui Rasulullah saw., lalu aku mendengar beliau
bersabda: Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum dua belas
orang khalifah memerintah mereka. Kemudian beliau berbicara dengan suara
perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya
kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua
khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. (Shahih Muslim No.3393)
2. Mengangkat pengganti khalifah dan membiarkannya
Hadis riwayat Umar ra.:
Dari
Abdullah bin Umar ia berkata: Umar ditanya: Apakah kamu tidak
mengangkat khalifah penggantimu? Ia menjawab: Bila aku mengangkat, maka
orang yang lebih baik dariku, yaitu Abu Bakar, juga telah mengangkat
pengganti khalifah. Dan bila aku membiarkan kamu sekalian (untuk
memilih), maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Rasulullah saw., juga
telah membiarkan kamu sekalian. Abdullah bin Umar berkata: Sehingga aku
pun mengetahui ketika ia menyebut Rasulullah saw. bahwa dia tidak akan
mengangkat khalifah pengganti. (Shahih Muslim No.3399)
3. Larangan meminta jabatan (kepemimpinan) serta bercita-cita memperolehnya
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku
menemui Nabi saw. bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari
keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas
sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla!
Yang satu lagi juga berkata seperti itu. Lalu Rasulullah saw. bersabda:
Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai
pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi
memperolehnya. (Shahih Muslim No.3402)
4.
Keutamaan pemimpin yang adil, ancaman bagi pemimpin yang zalim, perintah
berlaku lembut terhadap rakyat serta larangan menyusahkan mereka
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari
Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah
pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah
pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang
dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia
akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga
pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga
pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah
pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang dipimpinnya. (Shahih Muslim No.340)
5. Ancaman keras bagi pengkhianat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Suatu
hari Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah kami, lalu beliau
menyebutkan masalah pengkhianatan (mencuri harta rampasan perang sebelum
dibagikan) sampai membesarkan pelaku serta perkaranya. Kemudian beliau
bersabda: Pada hari kiamat, aku akan menjumpai seorang dari kamu yang
datang dengan seekor unta yang melenguh di lehernya, ia berkata: Wahai
Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat
apa-apa untukmu karena aku telah menyampaikan (peringatan) kepadamu.
Pada hari kiamat, aku juga akan menjumpai seorang dari kamu datang
dengan seekor kuda yang meringkik di lehernya, ia berkata: Wahai
Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat
apa-apa untukmu karena aku telah menyampaikan peringatan kepadamu.
Pada
hari kiamat, aku pun akan menjumpai seorang dari kamu datang membawa
seekor kambing yang mengembek di lehernya, ia berkata: Wahai Rasulullah,
tolonglah aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa
untukmu karena aku telah menyampaikan peringatan kepadamu. Pada hari
kiamat, aku juga akan menjumpai seorang dari kamu datang dengan sesosok
jiwa yang menjerit di lehernya, ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah
aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu karena
aku telah menyampaikan peringatan kepadamu. Pada hari kiamat, aku pun
akan menjumpai seorang dari kamu datang dengan sepotong pakaian yang
berkibar-kibar di lehernya dan ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah
aku! Maka aku menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu karena
aku telah menyampaikan peringatan kepadamu. Juga pada hari kiamat, aku
akan menjumpai seorang dari kamu yang datang dengan emas dan perak di
lehernya, dan ia berkata: Wahai Rasulullah, tolonglah aku! Maka aku
menjawab: Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu karena aku telah
menyampaikan peringatan kepadamu. (Shahih Muslim No.3412)
6. Haram menerima hadiah bagi pegawai
Hadis riwayat Abu Humaid As-Saidi ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. menugaskan seorang lelaki dari suku Asad yang bernama Ibnu Lutbiah
Amru serta Ibnu Abu Umar untuk memungut zakat. Ketika telah tiba
kembali, ia berkata: Inilah pungutan zakat itu aku serahkan kepadamu,
sedangkan ini untukku yang dihadiahkan kepadaku. Lalu berdirilah
Rasulullah saw. di atas mimbar kemudian memanjatkan pujian kepada Allah,
selanjutnya beliau bersabda: Apakah yang terjadi dengan seorang petugas
yang aku utus kemudian dia kembali dengan mengatakan: Ini aku serahkan
kepadamu dan ini dihadiahkan kepadaku!
Apakah dia tidak duduk saja di
rumah bapak atau ibunya sehingga dia bisa melihat apakah dia akan
diberikan hadiah atau tidak. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada dalam
tangan-Nya! Tidak seorang pun dari kamu yang mengambil sebagian dari
hadiah itu, kecuali pada hari kiamat dia akan datang membawanya dengan
seekor unta yang melenguh di lehernya yang akan mengangkutnya atau
seekor sapi yang juga melenguh atau seekor kambing yang mengembek.
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami dapat melihat
warna putih ketiaknya. Kemudian beliau bersabda: Ya Allah, bukankah
telah aku sampaikan. Beliau mengulangi dua kali. (Shahih Muslim No.3413)
7. Wajib mentaati para pemimpin dalam hal yang bukan maksiat dan haram mematuhi mereka dalam kemaksiatan
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Ayat
ini turun: Wahai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah dan
taatlah kamu kepada rasul dan kepada ulil amri (pemimpin) di antara
kamu berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais bin Adi As-Sahmi,
yang diutus Nabi saw. dalam suatu pasukan perang. (Shahih Muslim
No.3416)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw.
beliau bersabda: Barang siapa yang mentaatiku berarti ia telah mentaati
Allah, dan barang siapa yang mendurhakai perintahku, maka berarti ia
telah mendurhakai Allah. Barang siapa yang mematuhi pemimpin berarti ia
telah mematuhiku dan barang siapa yang mendurhakai pemimpin berarti ia
telah mendurhakaiku. (Shahih Muslim No.3417)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari
Nabi saw. beliau bersabda: Kewajiban seorang muslim adalah mendengar
dan taat dalam melakukan perintah yang disukai atau pun tidak disukai,
kecuali bila diperintahkan melakukan maksiat. Bila dia diperintah
melakukan maksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengar serta taat.
(Shahih Muslim No.3423)
Hadis riwayat Ali ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. pernah mengirim sepasukan tentara serta mengangkat
seorang lelaki untuk memimpin mereka. Lalu pemimpin itu menyalakan api
dan berkata: Masuklah kamu sekalian! Beberapa orang telah hendak
memasuki api itu, namun yang lainnya berkata: Kami telah berhasil
melarikan diri dari api itu. Lalu kejadian itu disampaikan kepada
Rasulullah saw. Kemudian kepada orang-orang yang ingin memasukinya
beliau berkata: Jika kalian memasukinya, maka kalian akan tetap berada
di dalamnya sampai hari kiamat. Kepada yang lain, Rasulullah saw.
bersabda dengan ucapan yang baik dan beliau bersabda: Tidak ada
kewajiban taat dalam berbuat maksiat kepada Allah. Sesungguhnya taat itu
hanya untuk kebajikan. (Shahih Muslim No.3424)
8. Seorang pemimpin itu adalah perisai di mana rakyat akan berperang serta berlindung di belakangnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Nabi saw. beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan
perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya.
Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta
bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah
dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim
No.342)
9. Wajib setia dengan baiat khalifah, yang pertama dibaiat itulah yang kita utamakan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Rasulullah saw. beliau bersabda: Dahulu Bani Israil itu dipimpin oleh
para nabi. Setiap kali seorang nabi mangkat, maka akan digantikan dengan
nabi lain. Dan sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun setelahku dan
akan muncul para khalifah yang banyak. Mereka bertanya: Lalu apakah yang
engkau perintahkan kepada kami? Nabi saw. menjawab: Setialah dengan
baiat khalifah pertama dan seterusnya serta berikanlah kepada mereka hak
mereka, sesungguhnya Allah akan menuntut tanggung jawab mereka terhadap
kepemimpinan mereka. (Shahih Muslim No.3429)
Hadis riwayat Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Sesungguhnya akan muncul sepeninggalku sifat egois
(pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri) dan beberapa
perkara yang tidak kamu sukai. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
yang engkau perintahkan kepada seorang dari kami yang mengalami zaman
itu? Beliau menjawab: Laksanakanlah kewajiban kamu dan mohonlah kepada
Allah yang menjadi hakmu. (Shahih Muslim No.3430)
10. Perintah bersabar menanggung kezaliman pemimpin serta mengutamakan mereka
Hadis riwayat Usaid bin Hudhair ra.:
Bahwa
seorang lelaki Ansar menemui Rasulullah saw. dan bertanya: Apakah
engkau tidak ingin mengangkatku sebagaimana engkau telah mengangkat si
fulan? Rasulullah saw. menjawab: Sesungguhnya kamu sekalian akan menemui
sepeninggalku para pemimpin yang egois, maka bersabarlah sampai kamu
menjumpaiku di telaga kelak. (Shahih Muslim No.3432)
11.
Wajib setia mengikuti jemaah kaum muslimin saat terjadi fitnah bahkan
dalam keadaan apapun, serta haram menentang ketaatan serta memisahkan
diri dari jemaah
Hadis riwayat Hudzaifah Al-Yamani ra., ia berkata:
Orang-orang
banyak yang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kebajikan,
sedangkan aku justru bertanya kepada beliau tentang kejahatan karena
takut aku terjerumus melakukannya. Maka aku bertanya: Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya kami pernah mengalami zaman jahiliah dan kejahatan, lalu
datanglah Allah dengan membawa kebaikan ini kepada kami. Apakah setelah
kebajikan ini nanti akan ada lagi kejahatan? Beliau menjawab: Ya. Aku
bertanya lagi: Apakah setelah kejahatan itu datang lagi kebajikan?
Beliau menjawab: Ya, tetapi banyak kekurangan. Aku bertanya: Apakah
kekurangannya? Beliau menjawab: Akan ada suatu kaum yang mengikuti
selain sunahku serta memberikan petunjuk dengan selain petunjukku, di
antara mereka ada yang kamu kenal juga ada yang tidak kamu kenal. Aku
bertanya lagi: Apakah setelah kebajikan itu nanti akan ada lagi
kejahatan?
Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kelak akan muncul para dai yang
berada di muka pintu-pintu neraka Jahanam. Siapa yang menuruti
panggilan mereka, akan mereka lemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, terangkanlah kepada kami sifat mereka itu! Rasulullah saw.
menjawab: Baiklah. Mereka adalah kaum yang kulitnya sama dengan kita dan
berbicara dengan bahasa kita. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
perintahmu jika aku mengalami hal itu? Rasulullah saw. menjawab: Tetap
setialah kepada jemaah kaum muslimin dan pemimpin mereka. Aku bertanya:
Kalau mereka tidak memiliki jemaah serta pemimpin? Rasulullah saw.
menjawab: Maka jauhilah semua sekte-sekte yang ada itu meskipun kamu
harus menggigit pangkal pohon sampai maut menjemputmu kamu tetap
demikian. (Shahih Muslim No.3434)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra. ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa yang tidak menyukai sesuatu pada
pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar. Karena sesungguhnya siapa yang
memisahkan diri dari jemaah walau sejengkal lalu ia mati, maka
kematiannya adalah kematian jahiliah. (Shahih Muslim No.343)
12.
Disunahkan bagi seorang pemimpin untuk membaiat pasukan perangnya
ketika akan berperang dan penjelasan mengenai Baiat Ridwan di bawah
pohon
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Pada
hari Hudaibiah, kami berjumlah seribu empat ratus orang, lalu kami
membaiat Rasulullah saw. sementara Umar memegang tangan beliau di bawah
pohon yaitu sejenis pohon Thalah. Umar berkata: Kami membaiat Rasulullah
saw. untuk tidak melarikan diri dan tidak membaiat beliau untuk mati.
(Shahih Muslim No.3449)
Hadis riwayat Musayyab bin Hazni ra.:
Dari
Said bin Musayyab ia berkata: Ayahku termasuk orang yang ikut membaiat
Rasulullah saw. di dekat pohon. Pada tahun berikutnya kami melakukan
ibadah haji, namun kami sudah tidak dapat mengenali tempatnya dengan
tepat. Sekiranya tampak oleh kalian, maka kalian tentu lebih mengetahui.
(Shahih Muslim No.3459)
Hadis riwayat Salamah ra.:
Dari
Yazid bin Ubaid ra. ia berkata: Aku bertanya kepada Salamah: Untuk
apakah kamu membaiat Rasulullah saw. pada hari Hudaibiah? Salamah
menjawab: Untuk (berperang sampai) mati. (Shahih Muslim No.3462)
Hadis riwayat Abdullah bin Zaid ra.:
Dari
Ubad bin Tamim, bahwa Abdullah bin Zaid didatangi oleh seseorang yang
berkata: Ini adalah Ibnu Handhalah yang telah membaiat manusia. Abdullah
bin Zaid bertanya: Untuk apa? Orang itu menjawab: Untuk mati. Abdullah
bin Zaid lalu mengatakan: Setelah Rasulullah saw. aku tidak akan
membaiat seorang pun untuk itu. (Shahih Muslim No.3463)
13. Haram bagi seorang yang berhijrah untuk kembali menetap di negerinya
Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
Dari
Yazid bin Ubaid, dari Salamah bin Akwa` bahwa ia pernah menemui Hajjaj
lalu Hajjaj bertanya: Wahai putra Akwa`, apakah engkau telah murtad
sehingga kembali menetap di dusun? Salamah bin Akwa` menjawab: Tidak.
Tetapi Rasulullah saw. mengizinkan aku (tinggal) di dusun. (Shahih
Muslim No.3464)
14. Baiat untuk setia kepada
Islam, jihad serta kebajikan setelah penaklukan Kota Mekah, dan
penjelasan sabda Rasulullah saw.: Tidak ada hijrah sesudah penaklukan
Hadis riwayat Mujasyi` bin Mas`ud As-Sulami ra., ia berkata:
Aku
datang menghadap Nabi saw. untuk membaiat beliau untuk berhijrah.
Beliau bersabda: Sesungguhnya hijrah telah berlalu bagi orang-orang yang
telah melaksanakannya, tetapi masih ada hijrah untuk tetap setia pada
Islam, jihad serta kebajikan. (Shahih Muslim No.3465)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda pada hari penaklukan, yaitu penaklukan kota Mekah: Tidak
ada lagi hijrah, yang ada ialah jihad dan niat. Maka bila kamu sekalian
diperintahkan berperang, peranglah!. (Shahih Muslim No.3467)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. ditanya tentang hijrah, lalu beliau menjawab: Tidak ada lagi
hijrah setelah penaklukan (Mekah). Tetapi yang ada ialah jihad dan niat.
Maka bila kamu diperintahkan berperang, peranglah!. (Shahih Muslim
No.346)
Hadis riwayat Abu Said Khudri ra.:
Bahwa seorang
Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai hijrah. Rasulullah
saw. menjawab: Celaka kamu! Sesungguhnya masalah hijrah itu sangat
berat. Apakah kamu mempunyai unta? Badui itu menjawab: Ya. Rasulullah
saw. bertanya lagi: Apakah kamu menunaikan zakatnya? Orang itu menjawab:
Ya. Rasulullah saw. lalu bersabda: Bekerjalah dari balik negeri ini,
sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amalmu sedikit pun. (Shahih
Muslim No.3469)
15. Cara baiat kaum wanita
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Wanita-wanita
mukmin apabila berhijrah kepada Rasulullah saw. selalu disumpah
berdasarkan firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung: Wahai Nabi,
apabila datang kepadamu wanita-wanita beriman untuk mengadakan janji
setia (baiat); bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun
dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina sampai akhir ayat.
Aisyah berkata: Siapa di antara wanita-wanita mukminat itu yang sudah
berikrar dengan ayat ini, maka berarti sudah berikrar dengan baiat. Dan
bila mereka telah mengakui baiat tersebut dengan ucapan mereka sendiri,
Rasulullah saw. bersabda kepada mereka: Pergilah, aku sudah membaiat
kalian semua.
Demi Allah, tangan Rasulullah saw. sama sekali tidak
menyentuh tangan seorang wanita pun dari mereka, karena beliau membaiat
mereka dengan ucapan saja. Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah tidak
mengharuskan sesuatu pun kepada kaum wanita kecuali dengan sesuatu yang
telah diperintahkan Allah, dan tidak juga telapak tangan Rasulullah
menyentuh telapak tangan seorang wanita pun. Beliau selalu berkata
kepada mereka setelah membaiat: Aku telah membaiat kamu sekalian secara
lisan. (Shahih Muslim No.3470)
16. Baiat untuk tunduk dan taat sesuai dengan kemampuan
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Kami
membaiat Rasulullah saw. untuk tunduk dan taat. Beliau bersabda kepada
kami: Yaitu terhadap sesuatu yang kamu mampu. (Shahih Muslim No.3472)
17. Penjelasan tentang usia baligh
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. menguji kemampuanku berperang pada hari perang Uhud, ketika aku
berusia empat belas tahun, lalu beliau tidak mengizinkanku. Dan beliau
mengujiku kembali pada hari perang Khandaq ketika aku berusia lima belas
tahun, lalu beliau mengizinkan aku. (Shahih Muslim No.3473)
18. Larangan membawa pergi Alquran ke negeri musuh bila dikhawatirkan akan jatuh ke tangan mereka
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang membawa pergi Alquran ke negeri musuh. (Shahih Muslim No.3474)
19. Lomba berpacu kuda serta mempersiapkannya
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. pernah berlomba dengan kuda yang sudah dipersiapkan
dari daerah Hafya` dan berakhir di lembah Wada dan pernah juga berlomba
dengan kuda yang belum dipersiapkan dari lembah Wada sampai mesjid Bani
Zuraiq. (Shahih Muslim No.3477)
20. Pada ubun-ubun kuda itu terdapat kebajikan sampai hari kiamat
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Kuda, pada ubun-ubunnya itu terdapat kebajikan sampai hari kiamat. (Shahih Muslim No.3478)
Hadis riwayat Urwah Al-Bariqi ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Kuda, telah terikat pada ubun-ubunnya itu kebajikan
hingga hari kiamat, yaitu pahala dan harta rampasan perang. (Shahih
Muslim No.3480)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Keberkahan itu berada pada ubun-ubun kuda. (Shahih Muslim No.3482)
21. Keutamaan berjihad dan keluar di jalan Allah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Allah akan menjamin orang yang keluar di jalan-Nya yang
tidak didorong kecuali karena untuk berjihad di jalan-Ku, beriman
dengan-Ku serta percaya kepada rasul-rasul-Ku. Maka ia Aku jamin, untuk
Aku masukkan ke dalam surga atau Aku pulangkan kembali ke rumahnya
tempat ia berangkat dengan memperoleh pahala atau harta rampasan.
Demi
Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada satu luka pun
di jalan Allah kecuali pada hari kiamat akan tampak dalam keadaannya
semula ketika ia terluka, warnanya warna darah dan baunya adalah bau
minyak kasturi. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika
tidak memberatkan kaum muslimin, niscaya aku tidak akan tertinggal di
belakang pasukan perang yang aku utus untuk berperang di jalan Allah
selamanya.
Tetapi aku tidak mendapatkan kendaraan lebih sehingga aku
dapat menyertakan mereka dan mereka pun tidak mendapatkan kendaraan
lebih padahal berat bagi mereka untuk tidak ikut serta bersamaku. Demi
Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya aku sangat
senang sekali seandainya aku berperang di jalan Allah lalu terbunuh,
kemudian berperang lagi dan terbunuh lagi, kemudian berperang lagi dan
akhirnya terbunuh lagi. (Shahih Muslim No.3484)
22. Keutamaan mati syahid di jalan Allah
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari
Nabi saw. beliau bersabda: Tidak ada satu jiwa pun yang mati dan akan
memperoleh kebajikan yang menggembirakannya di sisi Allah karena dia
dapat kembali ke dunia bukan karena untuk memperoleh dunia serta isinya
kecuali orang yang mati syahid. Karena ia berharap dapat kembali lagi
lalu terbunuh lagi di dunia, melihat besarnya keutamaan mati syahid.
(Shahih Muslim No.3488)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ditanyakan
kepada Nabi saw.: Apakah yang dapat menandingi pahala jihad di jalan
Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung? Nabi saw. menjawab: Kamu tidak
akan mampu melakukannya. Lalu mereka mengulangi pertanyaan itu dua atau
tiga kali. Beliau selalu menjawab: Kamu tidak akan sanggup melakukannya.
Lalu pada yang ketiga kalinya beliau bersabda: Perumpamaan orang yang
berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang selalu berpuasa dan salat
serta tunduk kepada ayat-ayat Allah, ia tidak pernah putus berpuasa
serta salat sebelum orang yang berjihad di jalan Allah itu kembali.
(Shahih Muslim No.3490)
23. Keutamaan berangkat pada pagi dan siang hari di jalan Allah
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Sungguh sekali berangkat pada pagi hari di jalan Allah
atau pada siang hari adalah lebih baik dari dunia serta isinya. (Shahih
Muslim No.3492)
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad As-Saidi ra.:
Dari
Rasulullah saw. beliau bersabda: Sungguh sekali berangkat saja di pagi
hari yang dilakukan seorang hamba di jalan Allah adalah lebih baik dari
dunia serta isinya. (Shahih Muslim No.3493)
Hadis riwayat Abu Ayub ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Berangkat pada pagi hari di jalan Allah atau pada siang
hari adalah lebih baik dari dunia tempat matahari terbit dan terbenam.
(Shahih Muslim No.3495)
24. Keutamaan berjihad serta bertahan di benteng pertahanan
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa
seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan bertanya: Manusia manakah
yang lebih mulia? Nabi saw. menjawab: Yaitu orang yang berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwanya. Lelaki itu bertanya lagi: Kemudian
siapa? Beliau menjawab: Seorang mukmin yang berdiam di salah satu daerah
bukit untuk menyembah Allah Tuhannya dan menjauhkan manusia dari
kejahatannya. (Shahih Muslim No.3501)
25. Tentang dua orang lelaki di mana yang satu terbunuh oleh yang lain, namun keduanya masuk syurga
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Allah tersenyum kepada dua orang laki-laki di
mana yang satu terbunuh oleh yang lain namun keduanya masuk surga.
Kemudian mereka bertanya: Bagaimana dapat terjadi, wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: Yang satu berperang di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi
Maha Agung lalu ia mati syahid. Kemudian Allah menerima tobat orang
yang membunuh, lalu ia masuk Islam dan ikut berperang di jalan Allah
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung kemudian ia juga mati syahid. (Shahih
Muslim No.3504)
26. Keutamaan membantu pejuang di
jalan Allah dengan haiwan tunggangan dan lainnya (peralatan yang
sepatutnya), dan menjaga keluarganya yang ditinggalkan dengan baik
Hadis riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhani ra.:
Dari
Rasulullah saw. beliau bersabda: Barang siapa yang melengkapi peralatan
perang seorang pejuang di jalan Allah, maka berarti ia telah berjuang.
Dan barang siapa yang menjaga keluarganya yang ditinggalkan dengan baik
berarti ia juga telah berjuang. (Shahih Muslim No.3511)
27. Kewajiban jihad gugur atas orang-orang yang berhalangan
Hadis riwayat Barra` ra., ia berkata:
Ketika
turun ayat: Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut
berperang), dengan orang yang berjihad di jalan Allah. Rasulullah saw.
lalu menyuruh Zaid hingga datanglah ia membawa catatan yang ditulisnya.
Ibnu Ummu Maktum lalu mengadukan kepada Rasulullah saw. halangannya
karena buta serta telah lanjut usia. Maka turunlah ayat berikut ini:
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (tidak turut dalam berperang)
yang tidak mempunyai uzur. (Shahih Muslim No.3516)
28. Orang yang mati syahid akan memperoleh syurga
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Seorang
lelaki bertanya: Wahai Rasulullah, di mana aku nanti bila telah mati
terbunuh? Beliau menjawab: Di surga. Lelaki itu lalu segera melemparkan
beberapa buah kurma yang berada di tangannya, kemudian ia berperang
hingga gugur. Dalam hadis Suwaid: Seorang lelaki berkata kepada Nabi
saw. pada waktu perang Uhud. (Shahih Muslim No.3518)
Hadis riwayat Barra` ra., ia berkata:
Seorang
lelaki Bani Nabit, ada yang mengatakan dari Ansar datang (menghadap
Rasulullah saw.) kemudian ia mengucapkan: Aku bersaksi tidak ada Tuhan
kecuali Allah, dan bahwa engkau adalah hamba dan Rasul-Nya. Kemudian ia
maju untuk berperang hingga ia terbunuh. Maka Nabi saw. lalu bersabda:
Orang ini telah melakukan suatu hal yang ringan, namun diberi ganjaran
yang besar sekali. (Shahih Muslim No.3519)
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Pamanku,
yang aku dinamakan dengan namanya, tidak ikut bersama Rasulullah saw.
dalam perang Badar. Sehingga ia pun merasa menyesal dan berkata: Dalam
pertempuran pertama yang dilakukan Rasulullah saw. aku tidak ikut serta.
Dan seandainya Allah menyempatkan aku mengikuti pertempuran yang akan
datang bersama Rasulullah saw. niscaya Allah akan melihat apa yang aku
perbuat. Ia berkata: Dia tidak berani mengatakan selain itu. Lalu
ikutlah ia bersama Rasulullah saw. dalam perang Uhud. Kemudian datanglah
Sa`ad bin Mu`adz menghampiri, maka Anas bertanya kepadanya: Wahai Abu
Amru, di mana? Ia menjawab: Selamat datang tiupan angin surga yang aku
temui di gunung Uhud. Lalu ia pun segera memerangi mereka hingga
terbunuh.
Didapatilah pada jasadnya delapan puluh lebih luka karena
pukulan, tikaman serta lemparan anak panah. Saudara perempuannya, yaitu
bibiku Rubayi` binti Nadhr berkata: Aku tidak dapat mengenali saudaraku
ini kecuali melalui ujung jarinya. Kemudian turunlah ayat: Di antara
orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan
di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun
tidak merubah janjinya. Menurut mereka, ayat ini turun berkenaan dengan
dirinya dan para sahabatnya. (Shahih Muslim No.3523)
29. Barang siapa berperang demi tegaknya kalimat Allah maka dia berada di jalan Allah
Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.:
Bahwa
seorang lelaki Arab badui datang kepada Nabi saw. dan bertanya: Wahai
Rasulullah! Seorang lelaki berperang untuk memperoleh harta rampasan,
seorang lagi berperang untuk dipuji (dikenang) dan seorang lagi
berperang agar bisa diperlihatkan kedudukannya. Siapakah yang berada di
jalan Allah? Rasulullah saw. menjawab: Barang siapa yang berperang demi
tegaknya kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah. (Shahih Muslim
No.3524)
30. Sabda Rasulullah saw.: Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung niat. Dan hal itu termasuk perang dan amal-amal lainnya
Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung pada niatnya, dan
bagi setiap orang apa yang telah ia niatkan. Barang siapa yang tujuan
hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang tujuan hijrahnya adalah untuk
mendapatkan dunia atau seorang wanita yang akan ia nikahi, maka
hijrahnya itu kepada apa yang kehendaki. (Shahih Muslim No.3530)
31. Keutamaan berperang di laut
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. pernah menemui Ummu Haram binti Milhan lalu beliau
disuguhi makanan olehnya. Saat itu Ummu Haram adalah istri Ubadah bin
Shamit. Suatu hari Rasulullah datang menemuinya lalu disuguhi makanan,
kemudian wanita itu duduk sambil mencarikan kutu kepala beliau hingga
tertidurlah Rasulullah saw. kemudian beliau terbangun dan tersenyum.
Ummu Haram bertanya: Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai
Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: Beberapa orang dari umatku
diperlihatkan kepadaku mereka sedang berperang di jalan Allah dengan
menaiki kapal di tengah lautan sebagai raja-raja yang berkuasa atas
beberapa orang kerabat atau seperti raja-raja yang berkuasa atas
beberapa kaum kerabat, perawi ragu mana yang benar antara keduanya.
Ummu
Haram berkata: Wahai Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar Dia
menjadikan aku termasuk dalam golongan mereka. Lalu beliau mendoakannya
dan segera meletakkan kepalanya lagi lalu tertidur kembali. Ketika
terbangun, beliau tersenyum lagi. Dia berkata: Aku bertanya lagi: Apakah
yang membuat engkau tersenyum, wahai Rasulullah? Rasulullah saw.
menjawab: Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku mereka
sedang berperang di jalan Allah (seperti yang beliau sabdakan tadi). Ia
berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar
Dia menjadikan aku termasuk dalam golongan mereka. Rasulullah saw.
bersabda: Kamu termasuk orang-orang yang pertama. Kemudian berlayarlah
Ummu Haram pada zaman Mu`awiah, namun ketika hendak keluar dari kapal ia
pun terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga wafatlah ia. (Shahih
Muslim No.3535)
32. Tentang mereka yang mati syahid
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki berjalan di tengah
jalan, didapatilah olehnya sebuah dahan berduri di atas jalan itu
kemudian ia pun menyingkirkannya. Allah pun lalu berterima kasih
kepadanya serta berkenan mengampuninya. Rasulullah saw. kemudian
melanjutkan: Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang mati karena
terserang penyakit tha`un, orang yang mati karena penyakit perut, orang
yang mati tenggelam, orang yang mati tertimbun reruntuhan bangunan
serta yang gugur (syahid) di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Agung. (Shahih Muslim No.3538)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tha`un itu dapat menyebabkan kematian syahid bagi setiap orang muslim. (Shahih Muslim No.3540)
33.
Sabda Rasulullah saw.: Sekelompok umatku akan selalu saling membantu
membela kebenaran tanpa dapat dihalangi oleh orang-orang yang menentang
mereka
Hadis riwayat Mughirah ra., ia berkata:
Aku
pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Suatu kaum dari umatku akan
senantiasa saling membantu membela manusia hingga datang hari kiamat
sedang mereka tetap saling membantu. (Shahih Muslim No.3545)
34. Bepergian itu bagian dari siksaan dan anjuran untuk segera menemui istrinya bagi musafir yang telah menyelesaikan urusannya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Bepergian itu bagian dari siksaan yang
menghalangi seorang di antara kamu untuk dapat tidur, makan dan minum
dengan enak. Maka apabila salah seorang di antara kamu telah selesai
melaksanakan hajat kepergiannya, hendaknya ia segera menemui isterinya.
(Shahih Muslim No.3554)
35. Makruh bagi orang yang pulang dari berpergian untuk langsung menuju isterinya pada malam hari
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. tidak pernah mendatangi isteri beliau dari bepergian
pada malam hari tetapi beliau selalu mendatangi mereka pada pagi atau
siang hari. (Shahih Muslim No.3555)
0 comments:
Post a Comment